MASA ON THE JOB TRAINING DI MUSEUM SONOBUDOYO YOGYAKARTA
Hello
guys, maaf ya lama nggak muncul. Maklum ya, PENGACARA nih, pengangguran banyak
acara hehehe…
Kali
ini aku bakal share tentang masa ON THE JOB TRAINING (OJT) di Museum
Sonobudoyo. Ini kelanjutan dari masa pelatihan Bahasa Inggris di Balai Latihan
Kerja dan Pengembangan Produktivitas (BLKPP) DIY yang aku ikuti selama 1 (satu)
bulan. Langsung aja yaa……
Program
OJT ini merupakan kwajiban yang harus ditempuh oleh peserta pelatihan (APBN) di
BLKPP. Aku dan teman-teman English for
The Office III diminta oleh instruktur kami untuk mencari tempat OJT. Banyak
sekali tempat yang ingin kami tuju. Sebelum kami memulai OJT, kami mengurus
surat permohonan OJT dari BLKPP. Setelah mendapatkan surat itu, kami
menyerahkannya kepada pihak/pejabat tempat OJT yang kami tuju.
Mulanya,
aku dan beberapa teman memilih Museum Benteng Vredenburg, namun mereka menolak
karena sudah banyak peserta OJT di sana. Sumpah
ya sakit banget ditolak, tapi gak lebih sakit dari ditolak gebetan kok. Akhirnya,
kami mengurus surat OJT yang baru dengan tempat yang berbeda. Aku sempat
beberapa kali membuat surat itu dengan tujuan Museum Affandi dan Museum
Sonobudoyo. Aku sudah pergi ke Museum Affandi untuk survey lokasi, dan aku
mendapatkan informasi masih terdapat 4 (empat) orang yang sedang OJT di sana,
satu lagi, aku harus menunggu hingga tanggal 8 Agustus 2017 untuk memulai OJT. Lalu,
aku berpikir, nggak mau lama-lama nunggu
(ceilah) buat mulai ojt, pengennya selesai pelatihan langsung ojt. Akhirnya,
aku putuskan untuk mengirim surat ke Museum Sonobudoyo di jalan Pangurakan no 6
Yogyakarta. And finally, museum
Sonobudoyo nrima aku ojt di sana dan bisa mulai tanggal 3 Agustus 2017 dan berakhir
tanggal 8 September 2017 .
Kamis,
3 Agustus 2017 ~ Hari pertama aku OJT di Museum Sonobudoyo. Sesampainya di
sana, aku berkenalan dengan pemandu-pemandu di sana dan teman-teman magang dari
BLK, STIPRAM dan AMTA (maaf nggak ngerti
tulisannya kek gimana). Aku dipandu keliling museum oleh mbak Iccha salah
satu pemandu senior di sana. FYI, Sonobudoyo
Museum was build in 1934 and officially opened in 1935 by 8th Sri
Sultan Hamengkubuwono. The collections
of this museum reflect cultural process from Java, Madura, Bali, and Lombok.
You know, this is my first time visited this museum. I was excited, and also shocked because collections at this
museum is too much. Aku bener-bener kaget tingkat dewa, banyak banget
koleksinya, yang aku khawatirkan adalah apakah aku bisa menjelaskan semua
koleksi yang ada ke tamu? Shocked banget
rasanya, pengen pulang aja nggak mau ojt -_-
Itulah
kegelisahan ku di hari pertama OJT. Tapi, semua itu sirna sudah karna aku
mendapatkan pembimbing yang kece, asyik,
gokil nan religious Pak Aria Seomirat. Bapak ini lulusan Arkeologi UGM (nggak tau tahun berapa, yang jelas aku lahir
beliau sma atau kuliah gitu lupa, maap ya pak) memiliki banyak pengalaman,
nasihat, motivasi, dan kumpulan cerita maupun guyonan lucu yang membuatku tidak merasa bosan di sana. Beliau
memberikan banyak informasi terkait museum Sonobudoyo beserta
koleksi-koleksinya. Beruntung sekali mendapatkan pembimbing seperti beliau. Peserta/siswa
OJT di museum Sonobudoyo diberikan waktu seminggu untuk belajar mengenai museum
ini dan koleksinya. Baru hari pertama aja
udah ngerasa capek banget, padahal cuman duduk, baca buku panduan museum dan
cerita selagi nunggu tamu. Tapi, aku nggak bisa diem aja gini, akhirnya aku
inisiatif muter masuk museum. Pas di dalem, aku ketemu Pierre dan Frits. Aku bilang
ke mereka, tolong jelasin koleksinya ke aku in English. Finally, kami muter
sambil mereka njelasin koleksi-koleksi ke aku. Meskipun aku anak baru di
sana, tapi mereka sangat baik pada ku. Mereka bersedia memanduku keliling
museum dan memberiku banyak nasehat tentang sistem kepemanduan di sana. Lalu,
Figa datang kepada kami yang sedang asyik berbincang, dia juga memberikan
masukan untukku. Aku banyak belajar dari mereka. Meskipun mereka masih menjadi
mahasiswa semester 6 (enam), tapi mereka lebih lama di sana dan berpengalaman.
Hari
Kedua OJT, aku mencari pengalaman dengan ngekor
Figa memandu wisatawan asing. Hari ketiga aku ngekor teman-teman BLKPP memandu wisatawan asing dan ngekor Yoland memandu rombongan anak
kelas 6 SD. Hari keempat aku kembali ngekor
teman BLKPP memandu wisatawan asing, dan untuk pertama kalinya aku mencoba
untuk menawarkan jasa guide kepada
wisatawan lokal namun ditolak. Keesokan harinya, aku ngekor teman BLKPP memandu wisatawan lokal. Selama 3 (tiga) hari aku mencoba untuk menawarkan jasa guide kepada
wisatawan lokal namun ditolak. Tanggal 10-12 Agustus 2017, aku mulai memandu
wisatawan lokal. Barulah tanggal 15 Agustus 2017 aku mulai memandu wisatawan
asing asal Jerman-Itali bersama Frits. Keesokan harinya ku beranikan diri untuk
memandu wisatawan asing. Hingga berakhirnya OJT ini, aku berhasil memandu
hingga 14 (empat belas) wisatawan asing, mulai dari Jerman, Italia, Perancis,
Jepang, Hongkong, Cina, Irlandia, dan Korea Selatan. Wow, daebak. Pengalaman yang nggak pernah aku bayangin sebelumnya. Nggak
nyangka aku punya pengalaman jadi museum tour guide. Banyak pengalaman
menarik selama aku memandu wisatawan asing, mulai dari memandu keluarga dari
Perancis dan hanya anaknya yang bisa English,
memandu couple, pernah pula aku
mengantar tamu dari Jepang pergi ke Mediterani Restaurant dan sepanjang
perjalanan banyak ngobrol. Aku pernah
memandu tamu dari Korea Selatan dan aku bilang I love all things about Korea. I like to watch Korean drama and Korean
music. Aku memintanya untuk mengajarkan bagaimana berkenalan in Korean language “Annyeonghaseyo,Nae
iremeun ima imnida” (kek gitu ngomongnya, gak bisa nulisnya, artinya halo
namaku ima). Biasanya aku sering ngobrol
dengan tamu ku, mulai dari kapan ke Jogja? Berapa lama di Jogja? Sudah ke mana
saja di Jogja? Dan mereka biasanya bertanya, apa kegiatanmu selanjutnya setelah
OJT? (biasanya aku bilang, aku Cuma intern
di sana, cuman mau practice my english). Mereka selalu memberiku semangat
untuk ku mempraktekkan Bahasa Inggris. Selama aku memandu wisatawan asing, aku
sering mendapatkan tamu yang asyik untuk diajak mengobrol dan bercanda. Ah senengnya, bisa berinteraksi sama mereka.
Oiya,
di pertengahan OJT, salah seorang teman English
for The Office III (Wisnu) menyusulku OJT di Museum Sonobudoyo. Aku merasa
punya tanggungjawab baru terhadapnya, beruntungnya, dia sangat antusias dan
memiliki inisiatif yang tinggi. Aku merasa terbantu, karna dia bisa meringankan
beban ku di sana (Thanks ya Wisnu,
sekarang doi sudah di Jakarta kerja di sana, sukses ya). Di akhir masa OJT
kami, diadakan ujian atau tes kepemanduan dan dinilai langsung oleh pembimbing
kami. Aku meminta salah seorang teman dari English
for The Office III (Yudi) untuk
menjadi tamu ku, dan dia membawa temannya (Aris dari Kebumen). Thanks untuk Yudi dan Aris sudah mau menjadi
tamu dalam ujian ku. Saat Wisnu ujian, aku menjadi tamu yang dia pandu. Alhamdulillah hasilnya memuaskan, terima
kasih Pak Aria. Oiya, penilaian ujian /tes kepemanduan itu dilihat dari cara
kami memperkenalkan diri, menjelaskan sejarah dan informasi terkait koleksi
museum, menjawab pertanyaan tamu, sikap kami saat memandu (tidak membelakangi tamu, tidak melakukan gerakan nggak penting),
besarnya volume suara saat memandu
dan penguasaan materi. Semua poin pemilaian tersebut selalu di ajarkan dan
diingatkan terus oleh pembimbing kami, Pak Aria. Terima kasih telah membimbing kami menjadi pemandu.
Finally, masa
OJT di Museum Sonobudoyo selesai juga. Setelah itu kami menyusun laporan OJT
sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban kepada BLKPP. Kami segera menyusunnya
dan mengumpulkan laporan tersebut, then kami
mendapatkan sertifikat dan uang saku, senengnya
dapet uang saku bisa buat beli lipcream nih hehehe……
Nah,
itu dia cerita ku selama masa OJT di Museum Sonobudoyo. Menarik kan?
Apa pkl di sana membayar?
BalasHapushai kak, aku bulan Agustus InsyaAllah magang disana. Can I get your contact (account)?
BalasHapus